karena berbagi tak pernah rugi

Jumat, 24 April 2015

Landasan Sosiologis Pendidikan


BAB I
 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Pendidikan berlangsung dalam pergaulan antara pendidik dengan anak didik. Anak didik dapat bergaul karena pendidik dan anak didik merupakan makhluk sosial. Makhluk sosial adalah makhluk yang saling berintegrasi, saling tolong menolong, ingin maju, ingin berkumpul, dan ingin menyesuaikan diri,hidup dalam kebersamaan.
            Memperhaikan sifat makhluk sosial pada manusia, sudah dimiliki sejak bayi, dan nampaknya merupakan potensi yang dibawa sejak lahir. Nampak bayi berusaha berhubungan dengan lingkungnnya, bayi senyum bila bersama ibunya, dan terlihat ketakutan atau menangis bila melihat yang belum dikenalnya.

            Manusia merupakan makhluk sosial karena manusia memiliki sifat ketergantungan dengan manusia lainnya. Bayi yang dilahirkan sangat bergantung pada pertolongan dan perlindungan orang tunya, tanpa pertolongan bayi terancam kelestarian hidupnya. Karena belum dapat mempetahankan dirinya. Begitu juga masa kanak-kanak, anak, remaja, sampai dewasa bergantung dan memerlukan bantuan dari orang lain. Namun kedewasaan ini merupakan tujuan akhir pendidikan yang mungkin untuk ducapai karena itu manusia dalam sepanjang hayatnya terus menerus belajar (life long educaion).
            Manusia juga memiliki sifat adaptability dan intelegensia, manusia memiliki potensi untuk menyesuaikan diri, meniru, dan beridentifikasi, serta manusia mampu mempelajari tingkah laku, dan mengubah tingkah laku. Dan juga sifat sosial ini berlangsung dalam suatu kelompok tertentu.


            Pendidik dan terdidik sama-sama memiliki latar belakang pengalaman dan potensi tertentu. Pendidikan secara kodrat bersimpati dan terdidik memiliki potensi untuk meniru. Sehingga terjadilah pergaulan pendidikan yang secara beridentifikasi terdidik menuju kea rah kedewasaan, dan kedewasaam itu memiliki ciri-ciri tertentu.
 
B.        Rumusan Masalah
Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
            1. Bagaimana landasan sosiologis-antropologis pendidikan itu?
            2. Bagaimana perkembangan sosiologis-antropologis pendidikan?
            3. Bagaimana pengaruh sosial terhadap pendidikan?

 C.       Tujuan
Makalah yang berjudul “Landasan Sosiologis-Antropologis Pendidikan” ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:
            1. Menjelaskan landasan sosiologis-antropologis pendidikan.
            2. Menjelaskan perkembangan sosiologis-antropologis pendidikan.
            3. Menjelaskan pengaruh sosial terhadap pendidikan

.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Landasan Sosiologis
Pendidikan berlangsung dalam pergaulan antara pendidikan dengan anak didik. Anak didik dan Pendidik dapat bergaul kerena pendidik dan anak didik merupakan makhluk sosial.
Manusia merupakan makhluk sosial karena manusia memiliki :
1.      Sifat ketergantungan manusia dengan manusia lainnya.
2.      Sifat adaptability dan intelegensia. Yang artinya manusia memiliki potensi menyesuaika diri, meniru, dan berinteraksi, serta manusia mampu mempelajari tingkah laku, memanfaatkan tingkah laku, dan merubah tingkah laku.
Pendidikan secara kodrat bersimpati dan terdidik memiliki potensi untuk meniru. Sehingga terjadilah pergaulan pendidikan yang secara beridentifikasi terdidik menuju kearah kedewasaan, dan kedewasaan itu memiliki ciri-ciri tertentu.  
Situasi pergaulan pendidikan tersebut terikat fungsi terdidik pertama-tama meladeni norma-norma dari perilaku pendidik, hal ini secara tidak langsung terdidik mengenal nilai-nilai yang dialami dan direkapitulasi pendidik, sehingga dengan mengenal nilai-nilai tersebut teridik dapat memahami posisi dan kedudukan dalam kehidupannya.Kedua fungsi terdidik ikut serta melakukan yang diperankan pendidik, dalam hal ini maka terdidik memecahkan masalah yang dihadapi  dalam kehidupan, dan ini berarti terdidik belajar membandingkan atas hasil yang dicapainya, sehingga dapatlah mengadakan perbaikan dan pengembangan dengan peristiwa yang dialami dalam hidupnya. Ketiga dalam situasi pergaulan fungsinya menerima nilai-nilai yang dikembangkan pendidik, serta nilai-nilai yang telah diterimanya itu terididik menyesuaikan dengan kehidupan yang sedang berlangsung.
Proses Sosial individu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Setiap faktor itu mempunyai peran yang penting dalam rangka proses sosialisasi. Faktor-faktor itu sebagai berikut:
1.      Faktor organisme biologis yaitu perangkt jsmani/fisik dan psikis.
2.      Faktor lingkungan alami yaitu benda lingkungan sekitar yang non-manusiawi.
3.      Faktor lingkungan sosial dan budaya yitu lingkungan  manusia dan hasil ciptaannya.
Dalam lingkungan sosial proses perkembangannya dapat dibedakan dalam dua hal :
1.      Proses belajar sosial
Manusia dalam kehidupannya belajar dari manusia lainnya, dalam proses belajar sosial itu menempuh cara sebagai berikut :


a.       Cara pengganjaran dan penghukuman.
Pendidikan mereinforcement terhadap terdidiknya agar anak didiknya itu terangsang untuk melakukan atau dapat berbuat sesuatu yang diharapkan. Bentuk-bentuk reiforcement atau pemberian ganjaran itu bermacam-macam dan dapat digolongkan sebagai berikut :
1.      Bentuk verbal yaitu mengganjar atau memuji dengan perkataan
2.      Bentuk gestural yaitu memuji terdidik dengan gerakan-gerakn badan
3.      Bentuk proximity yaitu memuji terdidik dengan mendekati terdidik
4.      Bentuk contact yaitu mengganjar terdidik dengan berhubungan langsung
5.      Bentuk activity yaitu me-reinforcement terdidik dengan cara ikut serta
6.      Bentuk token yaitu memuji anak dengan memberikan hadiah material
b.      Cara pencontohan dan peniruan
Dengan melalui contoh maka akan terjadi proses peniruan tingkah laku yang satu terhadap yang lainnya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar sperti tertanamnya nilai-nilai, keyakinan, sikap.
c.       Cara pemberian informasi baik melalui ceramah, mengajar, menjelaskan maupun pemberian informasi lain melalui lambag sekolah, atau lembaga pendidikan lainnya
2.      Dalam proses belajar sosial maka hasilnya merupakan perkembangan kesetiaan sosial. Kesetiaan sosial yang baik atau kesetiaan sosial yang terbuka didasarkan atas :
a.       Pengalaman individu dalam kelompok primer atau keluarga dapat menimbulkan kesenangan dan pernuh percaya diri serta menimbulkan rasa aman bagi individu.
b.      Pada kelompok primer ini juga ditumbuhkan rasa kesetiaan terhadap kelompoknya, belajar menempatkan diri belajar memainkan peranan, dapat saling menghargai, dan mengindahkantanggung jawab masing-masing
c.       Kesetiaan terhadap kelompok kecil merupakan batu loncatan untuk meraih kesetiaan dalam kelompok yang lebih besar.

B.     Landasan Kebudayaan
1.      Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berarti seperangkat norma yang dihayati oleh sekolompok masyarakat dan merupakan cara atau pedoman dalam kehidupannya. Pengertian Kebudayaan ini memiliki ciri bahwa kebudayaan merupakan milik bersama, bahwa kebudayaan ini merupakan suatu keseluruhan yang terinteraksi dalam kehidupan msyarakat.
Atas dasar pengertian dan ciri-cirinya maka kebudayaan dipandang dari sudut manusia individual merupakan suatu pengetahuan yaitu suatu hasil ciptaan dari generasi dahulu, merupakan suatu pilihan yaitu kesanggupan untuk menentukan secara tepat sikap dirinya sendiri terhadap aksi dari generasi dahulu ke pihak generasi yang sedang tumbuh. Sedangkan kebudayaan dipandang dari sudut masyarakat sebagai keseluruhan.
2.      Hasil Pemikiran Manusia
Pemikiran manusia dalam rangka perjalanan hidupnya selalu berusaha untuk meningkatkan kehidupannya, dari pemikiran manusia itu memperoleh hasil merupakan perangkat pedoman (set of theory) yang apabila perangkat itu diterapkan kehidupan maka menghasilkan khazanan budaya yang bermanfaat bagi kehidupan dan makin berkembang menuju kesempurnnnya.  Usaha yang dilakukan manusia untuk memperoleh hasil tersebut melalui satu cara tertentu tau disiplin kerja tertentu yaitu melelui metode ilmiah yang tahapan-tahapannya mulai dari (a) adanya penyandaran masalah, (b) perumusan masalah, (c) merumuskan jawaban sementara (hipotesa), (d) mengumpulkan fakta, (e) membuktikan hiotesa, (f) membandingkan pembuktian hipotesa dengan hasil yang ada atau mengukuhkan hipotesa menjadi teori.
Fungsi terdidik dalam hubungannya dengan hasil dan proses pemikiran manusia makin lama makin berkembang. Fungsi terdidik dalam hubungannya dengan hasil dan proses pemikiran manusia ini maka pertama-tama mempelejari hal-hal yang telah diupayakan oleh pendidik atau generasi sebelumnya supaya dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam kehidupannya.

3.      Kemauan/Norma
Hubungan norma-norma dengan pendidikan adalah merupakan tujuan umum/akhir pendidikan. Sebagai hasil, norma merupakan hasil gambaran perjuangan generasi masa lalu dalam menempuh cita-citanya. Dalam hubungan ini terdidik berfungsi pertama-tama mempelajari perjuangan yang dilakukan generasi sebelumnya agar dapat melanjutkan tingkat perjungan yang belum selesai, serta kedua fungsinya mempelajari cita-cita atau gambaran kehidupan masa yang akan datang agar terdidik daapt membuat teknik untuk mencapainya. Taktik dan strategi untuk menuju cita-cita itu perlu diciptakan aturan mencapainya yaitu dalam bentuk hukum dan moral.
Dalam hubungannya dengan pendidikan norma atau nilai-nilai menjelaskan hasil pengangkapan hakekat manusia dapat membuahkan hasil tentang cara dan teknik serta motivasi dalam mendidik, menggambarkan tentang manusia ideal yaitu gambarn tujuan yang ingin dicapai dalam mendidik tujuan itu digambarkan dengan kedewasaan.
4.      Seni
Sedangkan hubungan dengan estetika dengan pendidikan sebagai proses menghayati hasil karya seni agar dapat merasakan dan menikmati dengan perasaan mendalam terhadap sesuatu hasil yang dicapai serta sekaligus dapat menghargainya. Dalam proses penghayatan ini mka terdidik belajar melakukan peranan, belajar menghayati situasi, serta belajar mencoba mengidentifikasikan makna situasi dlam kehidupannya.
Berkembangnya perasaan yang baik pada individu maka menimbulkan emosi stabil, yang kelak menjadi pendidik yang wajar, dapat melakukan dan menciptakan situasi pendidikan yang tidak terlalu keras dan juga tidak memanjakan.
C.     Antropologi
1.      Antopologi
a.       Pengertian
1.      Antropologi dalam harfiah bahasa Yunani adalah paduan dari kata Antropos = manusia dan logos = ilmu
2.      Antropologi mengkaji asal-usul dan perkembangan manusia dalam segi fisik dan kebudayaan.
b.      Ruang Lingkup
1.      Para Antropolog di masa lalu menjelajah untuk mempelajari bangsa asing dengan menggali tanah.
2.      Cabang Antropologi : Antropologi Fisik dan Biologi
3.      Para Antropolog dewasa ini dapat saja ditemukan sedang mengkaji manusia pada masyarakat primitif dan industri.
2. Antropologi Budaya
a. Pengertian
1. Salah satu segi yang menonjol dari antropologi ialah menyoroti kebudayaan manusia. Antropologi yang khusus menyoroti kebudayaan manusia secara perbandingan yaitu antropologi budaya.
2. Antropologi budaya mempelajari manusia sebagai makhluk social.menelaah berbagai kebudayaan manusia diman pun berada dan pada zaman manapun berinteraksi serta mengkajimanusia sebagai makhluk yang hidup dalam kelompok atau suatu system masyarakat.
3. Antropologi budaya adalah studi berbagai kebudayaan.
b. Orientasi
1. Ahli antropologi budaya dalam mendekati suatu masalah berdasarkan pada pandangan yang berbeda-beda.
2.  Mashab/aliran antropologi budaya
a.       Aliran Evoluisi Predeterminasi.
b.      Aliran Khususan Sejarah.
c.       Aliran Difusi.
d.      Aliran Fungsionalisme.
e.       Aliran Fungsionalisme Struktural.
f.       Aliran Pendekatan Psikologis.
g.      Aliran Evolusi Baru.
h.      Aliran Strukturalisme.
i.        Aliran Ethnoscience.
j.        Aliran Ekologi.



BAB III
PENUTUP
A.    Keismpulan
Pengaruh sosial terhadap pendidikan adalah merupakan bentuk pendidikan yang bersamaan dalam kehidupan. Pendidikan merupakan aspek kehidupan. Bila dalam kehidupan terdapat bentuk dan sistem organisasi sosial seperti organisasi politik, ekonomi, kesahatan, keagamaan dan lain-lain dan daripadanya perusahaan mempengaruhi dan mengembangkan isi dan tujuan organisasi kepada orang lain maka hal ini merupakan wujud dan bentuk pendidikan, sehingga bila seseorang menjadi terpengaruh berkembang, mempunyai kemauan tertentu yang hal ini merupakan pengaruh sosial.
Pengaruh kebudayaan terhadap pendidikan dapat dibedakan dengan dua hal, yaitu kebudayaan ditinjau dari sudut infividu dankebudayaan ditinjau dari masyarakat.  
B.     Saran
Hendaknya hubungan pendidikan dengan nilai-nilaidan sikap-sikap modern, bahwa pendidikan mengubah tingkah laku, sikap, dan kepribadian seseorang, sehingga sikap dan nilai-nilai seseorang itu berkembang kea arah yang lebih dinamis dan sempurna pengaruh perubahan ini sebagai konsekuensi logis dari pendidikan dan sebaliknya.
  

DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.H.Waini Rasyidin, M.dkk (2012). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP.




Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

my life is my advanture

my life is my advanture

" Quote of the Day"

Sembahlah Dia, seolah-olah engkau melihat-Nya.
Meskipun engkau tak melihat-Nya, sungguh Dia melihatmu

Pages - Menu

Blogger templates