“iya , emang kenapa?
Kemudian ia bertanya;”di ITB atau
UNPAD ?”
“gak kok saya di UPI”
“iya , memang saya pengen jadi
guru kok, mang gak boleh ya, kalau laki-laki jadi guru”
“boleh-boleh aja
sih, tapi kan laki-laki itu bakal jadi kepala keluarga, kan kita tau sendiri gaji
guru itu gak seberapa’’
-_-
Padahal temen saya
di atas adalah seorang mahasiswi pendidikan juga di UNESA surabaya, yang tahu
betul tentang seluk beluk pendidikan di negri ini, artinya masih banyak
kalangan di masyarakat kita yang beranggapan bahwa manjadi seorang guru di
jaman sekarang ini apalagi bagi seorang laki-laki tidak bisa menjadi jaminan
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Meskipun pemerintah telah mengadakan
sertifikasi dan tunjangan bagi para guru, namun tak dapat dipungkiri bahwa
menjadi guru bukanlah profesi yang menjanjikan.
Saya yakini janji Allah dalam QS.
Muhammad [47]: 7
”Hai orang-orang
mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong dan
meneguhkan kedudukanmu.” Ada satu
kisah menarik bagi saya tentang kepribadian seorang guru sederhana, kisah ini saya
baca di sebuah buku tentang pendidikan yang berjudul “mindset pembelajaran”
Pak aman guru menyejukkan
Pak aman adalah
seorang guru SD di malang. Sudah 29 tahun ia menjadi guru. Penampilannya rapi,
pakaiannya licin, dan rambutnya selalu tersisir rapi.
“kenapa
bapak tidak kelihatan capek, padahal kan bapak mengajar seharian?”
“alhamdulilah
dik, sudah hampir 30 tahun saya mengajar, saya mengajar sejak usia 19 tahun. Saya selalu merasa senang jadi tidak pernah ngerasain capek. Kalau sore saya
sempatkan ngajar ngaji dan ngeles anak-anak yang ingin mendapat pelajaran
tambahan.”
“anak
bapak kan lima, apakah cukup pendapatan bapak ini untuk masa depan mereka? Apa bapak tidak pengen nyari pekerjaan tambahan?”
“
saya tidak punya keahlian apa-apa selain mengajar, lagian menurut saya tidaklah
pantas guru itu punya pekerjaan yang tidak sesuai dengan profesinya, tapi
mungkin bagi guru lain mungkin berbeda , ya silahkan saja.”
“lantas
bagaimana dengan pendidikan anak-anak bapak?”
“alhamdulilah
tiga anak saya sudah sarjana, yang dua sekarang sudah diploma. Saya pasrahkan saja pada Allah. Karena Dia-lah yang juga memberikan amanah kepada saya untuk
menjadi guru, pasti Dia juga menjamin masa depan anak-anak saya”
0 komentar:
Posting Komentar