MANAJEMEN WAKTU ISLAMI
Deni Sutan Bahtiar
1. Membaca waktu
Tentang waktu
Al-Ashr, satu surat yang tidak
asing bagi kita. Namun kita sering kali
melupakan makna yang terkandung di dalamnya.dalam tafsir al-Azhar dijelaskan
“demi masa” atau demi waktu ashar.
Kata ‘Ashr dari kata
‘asara-ya’siru-‘asran yang memiliki makna memerah, memeras, atau menekan. Hal ini disebabkan pada waktu itu orang-orang
sudah memeras tenaganya diharapkan telah mendapatkan hasil dari usahanya tersebut.
Syaikh Muhammad Abduh meerangkan dalam tafir juz amma bahwa telah membudaya bagi bangsa arab apabila hari telah sore maka mereka duduk-duduk bercakap-cakap membicarakan soal kehidupan dan cerita sehari-hari yang kadang tidak bermanfaat bahkan menimbulkan permusuhan. hal inilah mengapa turun peringatan “demi masa”. Bukan waktu asharnya yang salah tetai manusianyalah yang telah menggunakan waktu ashar untuk hal-hal yang salah.
Allah mengungkapkan bahwa
manusia adalah makhluk Allah yang akan merugi bila tidak menggunakan waktu
untuk kebaikan. Untuk itulah sudah selayaknya manusia memanfaatkan waktu yang
telah diberikan tuhan untuk saling beruat kebaikan, saling menasehati dalam
kebenaran dalam dalam kesabaran.
Fungsionalisme waktu
dalam al qur’an
Albert Einstein, pernah
mengeluarkan teori bahwa dalam perhitungan ilmiah, manusia tidak hanya
berurusan dengaan dimensi ruang semacam tinggi, lebar, dan panjang, tatapi juga
berurusan dengan dimensi lain yaitu waktu. Ia juga menyatakan bahwa konsep
ruang waktu dan energi bukanlahdua kesatuan yang saling berpisah.
Harun Yahya dalam bukunya
menjelaskan ; sesuatu yang kita serap sebagai waktu adalah suatu metode
pembandingan satu momen dengan yang lain. Misalnya sesorang mengetuk sesuatu
makaia akan mendengar bunyi,lima menit kemudian ia mngetuk benda lain maka ia
akan mendengar bunyi kedua. Orang itu menyerap jarak antara bunyi pertama dan
yang kedua sebagai waktu. Saat mendengar bunyi kedua, bunyi pertama hanyalah
imajinasi didlam pikirannya, ini hanyalah sepotong informasi dalam pikirannya.
Jika pembandingan ini tidak dibuat, tidak mungkin ada konsep waktu.
Allah berfirman dalam surat
ar-Rum ayat 23:” Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tiurmu di waktu
malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang mendengarkan”
Sudahkah kita
memanfaakan waktu dengan baik
Ibnu Qayyim
menjelaskan dalam bukunya “miftah dari sa’adah” bahwa manusia akan mendapatkan kesempurnaan
hidup bila telah mencapai empat martabat yaitu ;
1.
Mengetahui kebenaran
2.
Mengamalkan kebenaran itu
3.
Mengajarkan kepada khalayak
4.
Sabar di dalam menyesuaikan diri dengan kebenaran
dan mengamalakan dan mengajarkannya.
Susunan empat martabat ini sudah terkandung di dalam surat
al-‘Ashr.
Ar-Razi menyebutkan bahwa surat al-‘Ashr mengandung
peringatan yang keras. Manusia dianggap rugi keberadaannya, kecuali yang
berpegang terhadap empat hal, yaitu; iman, amal sholeh, saling berpesan dalam
kebaikan dan saling berpesan dalam kesabaran.
Membaca kembali waktu
yang telah lalu
Intropeksi diri berkaitan dengan
waktu yang telah kita lewati menjadi penting dalam rangka memperbarui langkah
berikutnya.
Al-Ghazali berkata bahwa hakikat
intropeksi diri (muhasabah), yaitu memikirkan apa yang telah diperbuat di masa
lalu dan apa yang akan diperbuat di masa yang akan datang.
Ibnu Qayyim al-jauzi menjelaskan
bahwa musabah dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, kita
membandingkan nikmat yang telah diberikan Allah dengan keburukan yang kita
lakukan. Kedua, seseorang harus membedakan hak Allah berupa kewajiban
ubudiyah dengan hak dan kewajiban dirinya sendiri. Ketiga, seseorang
harus mengetahui bahwa setiap orang yang merasa puas dengan ketaatannya justru
itulah yang merugikan dirinya sendiri.
Waktu kemaren tidak
akan pernah terulang
Sayyidina Ali pernah berkata
;”Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan perolehannya
lebih banyak di hari esok, akan tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak
mungkin kembali esok”.
Maka tidak ada alasan bagi kita
untuk tidak melaksanakan kebaikan-kebaikan pada saat ini. Sebab waktu dan
kesempatan yang kita punya hari ini belum tentu akan kita jumpai di kemudian hari.
Jangan membuat diri
menyesal
Kita tentu tidak asing dengan
istilah ,”penyesalan itu selalu berada di belakang”. Kebanyakan penyesalan
terjadi karena seseorang melakukan sesuatu tanpa pertimbanganpertimbangan
sebelumnya. Oleh sebab itu suah selayaknya kita menggunakan waktu yang telah
diberikan Tuhan kepada kita untuk hal-hal yang bermanfaat agar nantinya kita
tidak termasuk golongan orang-orang yang menyesal baik di dunia maupan di
akherat.
Mengulang dosa yang
kemaren
Pengulangan atas
dosa-dosa yang pernah kita perbuat sebelumnya merupakan pertanda bahwa kita
termasuk budak-budak setan. Hal ini bisa saja terjadi karena kita jauh dari
Tuhan sehingga kita mudah digoda oleh setan.
Berpikirlah tentang
hidup setelah ini
Ada ungkapan imam
Syafi’i yang menyatakan,” Hidup di dunia bukanlah untuk kefanaan, namun hidup
di dunia untk sebuah kekekalan. Ruh diciptakan tanpa akhir, ia hanya berpindah
dari satu tempat ke tmpat yang lain.”
Dalam hal ini beliau tidak
hendak mengatakan dunia tidak ada akhirnya, namun merupakan filosofi bahwa
dunia hanyalah batu loncatan menuju alam akherat yang kekal. Oleh sebab itu janganlah kita terlena dengan
dunia dan isinya.
Ibrahim An-Nakha’i berkata “ada
dua hal yang dapat melepaskan seseorang dari kesenangan dunia, yaitu mengingat
mati dan mendekatkandiri kepada yang Maha Tinggi”
Nabi bersabda” perbanyaklah
mengingat pemutus kenikmatan dunia (kematian)”
2.
Bergerak maju agar hidup lebih bermakna
Berbuatlah sesuatu
Hidup manusia di dunia adalah umurnya dan umur manusia
adalah rahasia Allah. Kualitas umur seseorang sangat menentukan posisinya baik
di dunia maupun di akherat. Para salafus shaleh banyak meninggalkan karya
karena mereka melakukan suatu kebaikan di masa hidupnya demikian pula banyak
orang yang terkenal walaupun sudah lama meninggal karena karya-karya yang telah
ditinggalkan.
Melakukan sesuatu yang sekiranya akan membawa kebaikan diri
sendiri maupun orang banyak merupakan hal yang baik. Bergurulah kepada sejarah bahwa tokoh-tokoh
yang mashur bukanlah mereka yang menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang
tidak berguna tapi mereka adalah para pejuang yang selalu menggunakan waktunya
ntuk kebaikan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Tataplah ke depan
Dalam menatap ke masa depan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya sebagai berikut;
1.
Niat yang kuat
2.
Memiliki tujuan yang jelas
3.
Rancana harus realistis, terukur dan adil
4.
Disiplin dalam rencana
5.
Sempurnakan setiap kali beramal
Cerdas memanfaatkan
waktu
Waktu yang
diberikan Tuhan kepada setiap orang dalam sehari semalam pastilah sama yaitu 24
jam. Bagi orang-orang kreatif tentu akan digunakan untuk hal-hal yang berguna
seperti membaca, menulis, dan lain-lain. Namun banyak orang pula yang terjebak
dengan hal-hal yang tidak berguna dan merka mengatakan “tidak punya waktu”.
Nabi bersabda,” manusia yang
paling baik adalah manusia yang berguna atau yang paling bermanfaat bagi
sesamanya”.
Manusia seperti inilah yang
cerdas dalam memanfaatkan waktu yang
ada, dia tidak mau kehilangan satu detikpununtuk sesuatu yang sia-sia.
Meraih kesempatan
Kesehatan, kekuatan
dan kemampuan adalah kesempatan yang kita miliki saat ini untuk berbuat
kebaikan.
Rasulullah
mengingatkan kita tentang betapa pentingnya memahami persoalan ini,”belum lagi
hilang jejak kaki seorang hamba pada hari kiamat, sehingg kepadanya telah
diajukan empat pertanyaan, yaitu tentang umurnya kemana dihabiskan,tentang
tubuhnya untuk apa dipakainya, tentang ilmunya apa yang sudah dibelanjakannya”
Ingatlah hidup hanya
sesaat
Semua tidak ada yang
abadi kecuali dzat Allah semata. Al-Ghazali mengatakan, manusia memiliki empat
kriteria;
1.
Bahagia unia akherat
2.
Bahagia dunia celaka akherat
3.
Sengsara dunia bahagia akherat
4.
Celaka dunia celaka akherat
Memanfaatkan waktu
sebaik mungkin
Rasulullah memerintah
umatnya agar memnfaatkan waktu dalam lima hal,
Pertama masa muda, merupakan
masa keemasan yang merupakan masa dinamis, energik, cekatan, damn kuat karena
merupakan “kekuatan” diantara dua kelemahan, yaitu kelemahan anak-anak dan
kelemahan masa tua. Kedua masa sehat, ada pepatah arab yang mengatakan
“kesehatan adalah mahkota bagi orang yang sehat dan tidak melihatnya kecuali
orang yang sakit”. Ketiga masa kaya. Keempat masa luang,
nabi mengingatkan “ada dua nikmat yang
kebanyakan manusia tertipu di dalamnya; kesehatan dan waktu luang ”(HR. Bukhori
dari ibnu abbas). Kelima hidup, dalam hadits disebutkan,”sebaik-baik
manusia adalah yang panjang usianya dan baik amalya. Dan sejelek-jelek manusia adalah yang umurnya
panjang namun jelek amalnya”.
Bertaubatlah atas
kesalahan
Lakukan sekarang
1. Kesuksesan milik orang yang menghargai waktu
Kesuksesan esok hari
ditentukan hari ini
Tidak pernah putus asa
Belajarlah dari
kesuksesan kupu-kupu
Mereka memiliki visi
Selalu bersikap
disiplin
Kreatif dan proaktif
Senantiasa bersabar
dan bersyukur
Ikhlas dan tidak
pernah mengeluh
Berjiwa besar
Berani mencoba
Memanfaatkan empat
potensi dalam diri sebaik mungkin
2. Mereka yang terus merugi
a. Orang yang terus jauh
dari agama (Tuhan)
b. Waktu dihabiskan untuk
sesuatu yang sia-sia
c. Mempermainkan diri
sendiri
d. Hati yang membatu
e. Hilangnya rasa takut
kepada Allah
f. Mencintai dunia
lupakan akhirat
g. Beribadah dan
mendekatlah pada Allah
0 komentar:
Posting Komentar