Ahmad Assastra
22 Sep. 13
Pada bagian
mukodimah penulis menyebutkan bahwa alasan penulisan buku ini adalah berangkat
dari keprihatinan penulis dengan kondisi bangsa yang semakin kehilangan harga
diri mereka di mata bangsa lain. Dalam hal ini penlis memberikan contoh adanya
kasus penganiayaan tenaga kerja Indonesia di luar negri, hal ini menurut
panulis merupakan indikator hilangnya kemandirian dari bangsa ini.
Saat ini pemimpi bangsa ini tidak lagi mampu menjadi teladan bagi rakyat yang dipimpinnya. Mereka telah mengalami disorientasi dalam kepemimpinannya artinya yang seharusnya melayani dan mensejahterakan rakyat justru malah memikirkan diri sendiri dan keluarga ,dan memiliki pola hidup yang bermewah-mewahan.
Revitalisasi
Pancajiwa Pondok
Ada tiga alasan
mengapa nilai-nilai panca jiwa pondok harus dikukuhkan ulang { revitalisasi };
1.
Karena nilai-nilai pancajiwa pondok merupakan
konsensus (hasil kesepakatan) moral lembaga pesantren
2.
nilai-nilai pancajiwa pondok merupakan basis nilai
dan ruh pesantren
3.
kurangnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan
terhadap nilai-nilai pancajiwa pondok
Revitalisasi
Setidaknya ada tujuh tahapan
strategis sebagai upaya penegejawantahan nilai-nilai pancajiwa pondok agar
menjadi budaya organisasi dalam bentuk perilaku keseharian di pesantren.
Ketujuh langkah tersebut adalah;
1.
redifinisi,
artinya perlu adanya pendefinisian ulang nilai-nilai pancajiwa pondok
agar lebih dipahami dan dimengerti, karena bisa jadi nilai-nilai pancajiwa
pondok tidak diamalkan oleh gru maupun santri disebabkan oleh kurangnya pemahan
nilai-nilai pancajiwa pondok itu sendiri.
2.
Rekonsepsi, sebuah definisi biasanya masih bersifat
umum dan cenderung dilihat dari segi bahasa. Agar nilai-nilai pancajiwa pondok
mampu diaplikasikan, perlu adanya langkah agar definisi umum itu lebih terukur,
terindra dan aplikatif melalui contoh-contoh konkret pelaskanaan dalam
kehidupan sehari-hari,langkah-langkah inilah yang disebut sebagai konsepsi.
3.
Aktualisasi, ini adalah proses inti dari
revitalisasi. Pada proses inilah setiap eleman dari pesntren wajib ikut andil mulai
dari pimpinan , guru-guru, para santri maupn karyawa yang ada dilingkunga
pesantren.
4.
Planning and programming, perencanaan dan program
pesantren harus tertulis dengan gamblang dan bisa diakses oleh santri
5.
Reward and punishment, penghargaan dibuat agar
siswa dan guru mau melaksanakan program-program yang ada, sedangkan sangsi
dibuat agar siswa dan guru tidak melanggar aturan yang telah dibuat.
6.
Evaluasi, penting untuk mengadakan evaluasi secara
berkala agar mengetahui seberapa berjalankankah program yang telah dibuat.
7.
Bangn sistem kendali, artinya dibutuhkan pengawasan
dari guru maupun orang tua bahkan diri siwa sendiri untuk melaksanakan program
yang ada.
Menumbuhkan keikhlasan
Menjadi guru yang ikhlas
Keikhlasan
adalah persoala hati yang tidak diketahu oleh orang yang bersangkutan dan
tuhannya. bekerja penuh ikhlas tidak pernah mendasarkan kesungguhannya karena
jabatan, materi, pujian atau faktor lain. Sebab nilai keikhlasan adalah
transaksi manusia dengan penciptanya bukan dengan sesama manusia.
Seorang
guru yang ikhlas akan secara sungguh-sungguh mengajar dan membimbing siswanya
agar menjadi anak yang berprestasi dan berguna bagi orang lain. Guru yang
ikhlas akan melaksanakan tugas tanpa beban , berdedikasi tinggi, dan selalu
memberikan energi positif bagi orang di sekitarnya.
Menjadi santri yang ikhlas
Santri
yang ikhlas dalam belajar adalah santri yang sungguh-sungguh memaksimalkan
potensi yang diberikan tuhan kepada dirinya, bukan belajar karena ingin dapat
nilai ataupun karena ingin naik kelas. Implikasi dari kesungghannya adalah
hasil yang baik.
Indikator keikhlasan
Setidaknya
ada empat indikator keiklasan yaitu;
1.
Kapasitas besar, artinya orag yang ikhlas akan
memiliki sikap lapang dada dan hatinya jernih
2.
Kejernihan pandangan, orang ikhlas akan melihat masalah secara
proporsional
3.
Keberuntungan besar, dimanapun orang ikhlas berada
ia akan selalu mengambil sisi positif bahkan dalam keadaaan terburuk sekalipun
4.
Banyak memberi manfaat,
5.
Menjauhi sifat riya’ dan tasmi’
Sederhana dalam
bersikap
Makna kesederhanaan
Sederhana
bukan berarti miskin, islam tidak melarang umatnya untuk kaya bahkan
menganjurkan untuk menjadi orang kaya. Karena kunci kesederhanaan adalah sukses
tapi mulia. Sederhana bukan berarti miskin melainkan kaya, sederhana bukan
berarti melainkan cerdas, sederhana bukan kehinaan diri melainkan kemuliaan
diri. lawan dari kesederhanaan adalah sikap sombong, tamak, kikir, dan boros.
Takabur
adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. sementara ujub adalah
memandang diri sendiri dengan pandangan yang bagus. Tamak terutama terhadap dunia sangat dilarang oleh
agama. Adapun tamak terhadap ilmu dan kebaikan justru dipebolehkan dan sangat
terpuji. Adapun boros berarti menghambur-hamburkan harta secara sia-sia.
0 komentar:
Posting Komentar